I. Pendahuluan:
Penyampaian maksud dan tujuan
pertemuan oleh Pater Yan Prason Bataona,SVD.Informasi tentang “ Ke luh-Kesah
Lefotana-Lamalera serta persoalan yangtengah dihadapi saat ini dan
“Olanue-Lefaari” yang sangat dikwahtirkan padam asa-masa yang akan datang. Informasi tentang dunia
pariwisata yang mau dikembangkan dilefotana-Lamalera Masalah Penerangan Listrik dan
air Pembentukan Lembaga Swadaya
Masyarakat untuk memfasilitasi dan mengakomodir semua persoalan
untuk membangun lefotana-Lamalera.
Pembangunan Museum dan
Motorisasi-Tenalaja
II. Penyampaian
Informasi seputar kegiatan “Olanue-Lefaari”
1. Menindaklanjuti
hasil “Reuni 2006”; bersama para Tokoh Adat Lamalera yang menurut tradisi suku
yang berkompeten untuk membahas sesuatu tentang lefotana maka
diistilahkan “ LIKA TELLO” ( tiga suku besar ) untuk duduk bersama-sama dengan
para tokoh adat lainnya bersama kepala Desa Lamalera A dan Lamalera B
dan juga tim Pastor-Suster-Bruder-Frater ( Rohaniwan-rohaniwati asal
Lamalera ).
2. Informasi
tentang pembukaan sekolah baru yakni: Akan dibuka SMK Kelautan yang drencanakan oleh
Pemerintah Daerah untuk dibuka di Wulandoni.Gagasan ini ditangkap
oleh Para Pastor waktu reuni dan telah dibahas bersama dengan para tokoh
adat bersama kedua kepala desa di Lamalera waktu itu.Mereka semua
sepakat kalau SMK Kelautan yang direncanakan tersebut dapat
dibuka di Lamalera. Alasan utama dibuka SMK Kelautan
diLamalera;
v Karena cocok dan
strategis untuk anak-anak nelayan diLamalera khususnya;serta membuka wawasan
baru dalam pola penangkapan ikan secara modern; namun tidak
mematikan cara penangkapan secara tradional di Lamalera.
v SMP APPIS
Lamalera mempunyai reputasi yang sangat baik dari hasil lulusan setiap tahunnya;sehingga
output sekolah tersebut dapat diserap untuk menuju jenjang pendidikan
kejuruan pada SMK Kelautan menjadi lebih mudah.
v SMP APPIS
Lamalera dibawah pengawasan Missi Katolik Lamalera mempunyai mutu rohani yang sangat
baik;karena guru dan siswa-siswi selalu giat dalam kegiatan rohani
dan gerejawi. Dampak dari SMK Kelautan tentunya
akan berpengaruh langsung terhadap pola hidup dan kemajuan
teknologi.
Untuk itu maka delegasi reuni
2006 yang diwakili oleh Pater Yan Prason Bataona,SVD menyampaikan hasil
forum diskusi “ Lika Tello” bersama kepala desa dan tim pastor ke
IKEBELE Jakarta dan juga bertemu dengan Bapak Frans Seda, Bapak Anton
Tifaona, Bapak Sony Keraf, Bapak Herman Wutun.Hasil lobi oleh Pater Yan
Prason,SVD kepada para donator Jakarta mendapat dana ±Rp.480.000.000. (
Empat ratus delapan puluh juta rupiah ) dengan rincian penggunaan:
pembebasan tanah untuk lokasi pembangunan SMK Kelautan Lamalera sebesar
Rp.50.000.000.-kepada pemilik tanah ( Blikololo)di Lamalera A;
sedangkan sisanya untuk pembelian motor Johnson. Sementara di Kupang Pater Yan
Prason Bataona,SVD bersama Bp.Nasu Bataona bertemu dengan Bapak
Kapolda NTT Drs.Robert Belarminus Sadarum guna memfasilitasi
pertemuan dengan Bapak Gubernur.Dan juga salah seorang anggota DPRD Prop.NTT
untuk melaporkan berbagai masalah yang dihadapai lefo saat ini dan
rencana pembangunan dilefo;terutama ruas
jalan Lamalera merupakan jalan
propinsi yang harus diperhatikan oleh pemerintah propinsi.
3. Hasil forum
reuni 2006 dituangkan dalam sebuah proposal yang dibawa oleh Pater Yan Prason Bataona,SVD
untuk diteruskan kepada Menteri Pariwisata dan Menteri
Pertambangan dan Energi; guna memohon bantuan.
v Permintaan
kepada Menteri Pariwisata: Rencana pembangunan “ Museum
Tenalaja beserta perangkat”( Leo –tale kafe ) serta tulang belulang ikan
paus dan hasil tenun ikat( mofa dan motif tenun);yang akan direncanakan
pembangunannya dengan dua bagian besar yaitu;
1.Kamar dokumentasi dan miniature
tenalaja serta perangkat penangkapan
ikan lainnya termasuk ornament
papan yang terstruktur dengan bagian serta fungsi yang dipajang dan
dileter nama serta fungsi untuk mempermudah pemahaman para
turis/wisatawan.
2.Kamar khusus memajang peralatan
tenun ikan bermotif ikan ( kapek mofa dan bahan pewarna ) serta
hasil tenun ikat tradisional seperti kfateknofi dan selendang-snai.
Rencana biaya yang akan
diswakelola oleh masyarakat sendiri dari sumbangan sebesar Rp.250.000.000.-( Dua
ratus lima puluh juta rupiah ).
v Permintaan
kepada Menteri Pertambangan dan Energi Bapak Purnomo.
Penambahan 5 buah gardu untuk
dapat menjangkaui wilayah Lewotala-
Lamabaka dan Lamanu;dimana selama
ini kapasitas seluruhnya
mengalami gangguan pemadaman
secara tiba-tiba karena secara teknis
saluran daya yang ada langsung
pada setiap pemakai/pelanggan.
Permintaan pipa air 3 inci untuk
jangkauan 13 km untuk menggantikan
pipa-pipa lama yang telah
terpasang.
v Duta Besar
Portugal dan Belanda meminta untuk membangun “Tuguh 120 Tahun” Gereja Katolik Lamalera
Lembata”;yang rencananya akan dibangun pada lokasi permandian
umat perdana(anak-anak lamalera
sebanyak 125 orang ) dipantai
Lamalera(persisnya dibawah pohon Tfare dekat lokasi gudang
paroki(dibelakang najje Bakatenne).
v Rencana
Pemugaran Kapela St.Petrus Paulus dipantai Lamalera yang akan dibantu oleh Bapak Herman Loli
Wutun dengan anggaran sebesar Rp.50.000.000.- ( lima puluh juta
rupiah ).Konstruksi yang akan dibangun dengan menara/candi setinggi 14 m
sekaligus berfungsi sebagai mercusuar.
v Permintaan
Buku-buku sekolah untuk sekolah SDI Lamalera dan SDK Lamalera yang akan dibantu oleh
Bp. Pius Kia Tapoona.
III. Yayasan/LSM
“LEFOTANA LAMALERA”.
Pembentukan LSM ini bertujuan
untuk : “Guee Tana-Geei Lefo atau Guee-Gmatee Lefotana
Lamalera”;yang artinya Urun rembuk menyatuhkan hati dan pikiran kita
semua untuk membantu negeri kita
yang tercita Lamalera.Karena kita
semua orang Lamalera diperantauan adalah “Lefaa-Pnetee aleep” yang
telah dan sedang bekerja di “Leffageak- Epakgeak”.
Unsur para pengurus LSM adalah :
1.Lika Tello (
Lefotuke-Blikololo-Bataone) dan Tana Alep ( Langofujo- Tufaona ) dan Tokoh Adat serta
Tim Pastor/biarawan-biarawati dari Lefo; dengan menunjuk Hendrikus Kia
Keraf sebagai Ketua; Beatus Korohama sebagai Wakil; Pater Yan Prason
Bataona,SVD sebagai Sekretaris yang dibantu oleh Pater Pite Dille
Bataona,SVD; Stanis Prason Bataona sebagai Bendahara.
2.IKEBELE Jakarta dan IKEBELE
Kupang-Lewoleba yang dapat membantu menindaklanjuti
permohonan bantuan dari Gubernur dan Menteri serta pejabat lain(
Donatur ). Unit Usaha : Menangani followup bantuan
pemerintah ( Menteri dan Gubernur ) CBS ( Cinta Budaya Sembur Paus )
dan CU ( Credit Union ) guna
menopang pemberdayaan semua
bantuan.
3. LSM Lefotana Lamalera dalam
hubungan dengan IKEBELE Jakarta dan IKEBELE Kupang dan Lewoleba; akan
membentuk jaringan kerjasama (Network) demi kemajuan Lefotana
Lamalera. Pengelolaan semua bantuan dana
akan dimasukan dalam rekening yang akan dipegang oleh seorang
Biarawan Lamalera(tidak boleh atas nama awam).
Reuni setahun sekali untuk
“progress Report”;yakni mengevaluasi seluruh kegiatan serta mempertanggung
jawabkan seluruh kegiatan dan keuangan kepada dewan Pembina dan pengawas
serta seluruh masyarakat Lamalera. Rencana Reuni yang akan datang
untuk “ Epuboit” adalah tahun 2010; sedangkan Reuni Akhbar yang direncanakan
untuk seluruh masyarakat Lembata untuk merayakan 125 tahun
Gereja Katolik Lembata-di Lamalera akan
dilaksanakan pada tahun 2011;yang melibatkan semua
unsur orang Lembata yang ada di
Lembata dan para perantau diluar Lembata.
Informasi
tambahan :
Museum dan motorisasi dengan
jumlah anggaran sebesar Rp.480.000.000.- (Empat ratus delapan puluh juta
rupiah ) telah disanggupi oleh Bapak Drs.Frans Seda.Jumlah pengadaan
motor gantung untuk peledang/perahu suku yang masih aktif sebanyak 12
unit;dimana 5 perahu/peledang sudah
memiliki sendiri motor gantung.Rencana jangka panjang untuk “Dioses Lamalera” yang
berkedudukan di
Lewoleba.Rencana nama Dioses ini
diusulkan oleh Pater Yan Prason Bataona,SVD untuk mengenang
Lefotana Lamalera sebagai tempat pertama kalinya para imam Yesuit
menyebarkan Agama Katolik Pertama di Pulau Lomblen-Lembata;dengan
dipermadikannya 125 orang anak Lamalera di pantai Lamalera tahun 1886 silam. Tugas tambahan yang disodorkan
kepada IKEBELE Kupang adalah membantu informasi awal tentang persyaratan
pengurusan akta LSM “ Lefotana Lamalera.
Demikian informasi ini yang telah
kami petik untuk menjadi bahan
pemikiran kita bersama;dalam
rangkah mencari solusi tentang “Ge’igarep-Gu’egmat’e Lefotana” untuk tullu
lefo. Kupang; 21 September 2006 Kami peserta diskusi :Pater Yan
Prason,SVD-Drs.Ignatius Sinu Bataona-
Matheus Dille Bataona dan Paulus
Demon BedingHari Kamis Malam bertempat di rumah
Bp.Nasu Bataona
0 komentar: